19 Jan 2014





[Baekhyun pov]

Jessica menghilang, aku tak tau dia dimana, aku mencoba tenang, menenangkan pikiranku. Jessica mungkin ke kamar kecil atau.. ya mungkin dia ke kamar kecil.
“oppa”
Terdengar suara yang sangat familiar di otaku. Suara mungil nan lucu milik Jessica tiba-tiba terdengar dari belakang telingaku. Aku segera menoleh kebelakang.

Betapa terkejutnya aku, Jessica duduk dibelakangku. Apakah dia tau isi e-mailku bersama Sehun tadi? Semoga tidak.

“ke–ke–kenapa kau disini?” tanyaku gugup saat Jessica memandangku dengan tatapan seakan berkata ‘jangan berpura-pura bodoh’
“aku– aku ingin– aku ingin bertemu Krystal” jawab Jessica dengan nada yang lemas
“si–siapa Krystal?”
“oppa. Oppa kau jangan berpura-pura tidak tau.”
Nafasku sudah tenang, aku sudah dapat bernafas dengan tenang, tapi tidak bisa tenang jika Jessica mengetahui rencanaku untuknya
“baiklah. Aku tau Krystal. Dia adikmu, jika kau ingin bertemu adikmu, tadi pagi.. kau sudah melihatnya ditaman rumah sakit ini. Dan jika kau ingin tau siapa Oh Se-hun. Dia adikku, dia yang tadi berkelahi dengan Krystal”
“sejak kapan kau tau tentang ini?”
“sejak tadi siang”
“sungguh?”
“ya”
Aku kaget. Aku tak menyagka bahwa.. bahwa Jessica mengetahuinya secepatnya, padahal aku ingin menjadikan ini sebagai surprise ulang tahunnya lusa.
Ya. Lusa. Ulang tahunnya.
Jessica menangis. Aku tak sadar dia menangis. Aku segera merengkuhnya kedalam pelukanku. Pelukan yang menurutku dapat menenangkannya.
“diamlah. Lusa kau akan bertemu dengannya. Aku berjanji changiya..” ucapku sambil meyakinkannya bahwa aku tak akan mengingkari janji. Aku tidak pernah mengingkari janjiku padanya.
“terimakasih. Kau selalu memberikanku yang terbaik. Saranghae” ucap Jessica terisak
“nado saranghae” ucapku sambil mengecup keningnya

[Sehun pov]

Hyung sialan. Memangnya aku lelaki macam apa yang mengintip yeojaku saat tidur? Selera seks ku masih bisa dikendalikan, enak saja dia berkata seperti tadi. Dia kira aku tak tau arah perkataannya mengarah kemana!
Aku ini lelaki sejati! Aku akan selalu menjaga yeojaku. Yeoja yang kucinta. Krystal Jung.
Sudahlah, hari ini terlalu melelahkan, aku akan bertemu dengan Krystal besok untuk membicarakan soal lusa pergi ke restoran.
Hoooaaaam. Aku mengantuk. Baiklah. Aku tidur.

[Jessica pov]

Malam ini aku tak bisa tidur. Aku masih memikirkan wanita cantik yang berkelahi dengan kekasihnya tadi pagi. Krystal, nama gadis itu Krystal. Nama yang sangat cocok untuknya, dia cantik. Dari jauh dia sangat cantik, entahlah dari dekat hahaha.
Hmm.. namjaku sudah tidur di sofa, aku ? aku tak bisa tidur, terfikirkanmu Krystal. Adikku. Adik kesayangannku. Seseorang yang akan merubah kehidupanku.

***

[Author pov]

Pagi telah menjelang. Matahari sedikit demi sedikit mulai menampakkan cahayanya.
Cahaya sedikit demi sedikit mulai menyelinap dibalik tirai jendela Krystal.
Krystal terbangun.
“hoaamm selamat pagi dunia. Aku merindukanmu. Aku mencintaimu!!!” ucap Krystal sambil menarik tangannya keatas menggerakan tubuhnya keatas,kekanan dan kekiri. Tubuhnya pegal setelah tadi malam tertidur nyenyak dengan mimpi yang sangat indah. Ia bermimpi, keluarganya utuh disaat ia masih kecil dulu, masa kecil yang sangat menyenangkan. Menurutnya.
Mimpinya tadi malam... sangat membuatnya, bahagia.

...

“Jessica put your bag on there” ucap seorang perempuan yang masih terlihat cantik dan muda. Allette Petters
“I can’t it.” Jawab gadis kecil yang berusia 7 tahun itu
“I help you honey.” Ucap seorang lelaki yang tampan dan tinggi. David Singer. Dia membantu anaknya untuk menaruh tas di atas tempat duduk pesawat itu.
“mommy! I’m with you!” Jessica merengek ingin duduk bersama ibunya itu, Allette.
“no honey,with daddy okey? Your sister is very very dangerous if with daddy” jawab allette mengada-ngada. Padahal saat itu, dia memang menginginkan bersama anaknya yang masih kecil yang berumur 3 tahun, Krystal.
“okey mom, no problem. But you give me a cake after we arrive in Japan okey?” pinta Jessica
“I give it for you.”
“thank you mom!”
“Jessica! Here! Come on! Sit down! The plane is ready to fly high” panggil David disebelah Allette
“are you sure dad?” ucap Jessica sambil menoleh tertarik
“yes! Come on! Sit down here! You can see the sea here!”
“I’m with you dad!”
Jessica segera duduk disamping David, David memakaikan Jessica sabuk pengaman.
Pesawat telah terbang sekitar 10 menit. Tiba tiba, terjadi guncangan.
“oh my gad dad! What is it?!” tanya Jessica pada David.
“you save with me.” Ucap David sambil memeluk Jessica.
“dad, I’m scared”
“don’t worry honey, you save with me”
“David! David!” Allette berteriak disamping David.
Allette bersama Krystal, Krystal terus menangis dipangkuannya karena guncangan dipesawat ini. Tak ada pengumuman dari pilot mengenai keadaan pesawat ini, yang jelas semua terhenti disaat itu juga.

Krystal sudah bangun dari mimpinya.

[Krystal pov]

Mimpiku. Aku rindu keluargaku. Aku rindu ayah. Aku rindu ibu. Aku rindu saat kami berada di Amerika dulu. Walau akau memang tak ingat sama sekali karna aku masih kecil.
Oh tunggu. Dimimpiku tadi, ayah bersama seorang gadis lucu? Ayah dan ibu memanggilnya Jessica? Siapa dia? Dan aku masih tak mengerti dengan dua gadis kecil yang berada dalam mimpiku tadi. Apakah salah satu diantara mereka adalah aku? Apakah mereka adalah saudara? Apakah... aahhh ribuan pertanyaanmuncul dibenakku. Tapi, pertanyaan yang paling utama adalah, siapa dua gadis itu?
“tok..tok..tok” suara ketukan pintu membuyarkan lamunanku.
“tunggu sebentar” ucapku dari dalam kamar,
Aku berjalan menuju pintu, oh tunggu, aku merasa sangat berat dikepalaku.
Kusempatkan menengok sebentar ke kaca,
“huuh” gumamku sambil menata rambutku yang acak-acakan. Pantas saja berat, rambutku sangat berantakan seperti ini. Pasti taddi malam, aku tidur sambil bermain bola -_- astaga/.
“tok..tok..tok” suara ketukan pintu itu terdengar lagi. Ah aku lupa saking sibunya menbenahi rambutku.
Aku segera berlari membuka pintu
“permisi, saya CS disini, ada yang harus saya kerjakan?” ucap seorang Cleaning Service di apartemen ini
“ah tidak, semua bisa kubersihkan sendiri. Terimakasih”
“baiklah, terimakasih kembali.”

Saatnya memulai hari ini untuk, membersihkan kamar yang sudah 3 hari tidak kubersihkan, kamar yang sangat berantakan.

[Author pov]

“oppa!! Bangunlah!! Aku ingin pulang sekarang!” ucap Jessica sambil mengguncang tubuh Baekhyun yang masih tertidur lelap di sofa.
Baekhyun terbangun, tapi segera menutup mata kembali. Rasa kantuk karena semalam memikirkan yeojanya itu tak bisa ditutupi, dia sangat mengantuk.
“oppa!!!!!” ucap Jessica lagi sambil mengguncang tubuh Baekhyun lebih keras
“changiya, aku mengantuk... bisakah 15 menit lagi?” ucap Baekhyun sambil tertidur
“baiklah, 15 menit lagi, kau akan kubangunkan kembali.”

*20 menit kemudian*

“changiya.. bangunlah...” ucap Baekhyun sambil mengguncang tubuh Jessica.
Jessica tertidur menunggu Baekhyun tadi. Dia menjadi sangat merasa bersalah karena membuat Jessica tertidur walau disampingnya.

[Baekhyun pov]

Daritadi aku membangunkan Jessica, tapi dia tetap tidak bangun-bangun. Haaah, Kenapa dia malah tidur? Seharusnya dia tadi membangunkanku. Aku malah terbangun karena ada telfon dari pegawaiku, bahwa dia hari ini izin tidak masuk kerja.
Tapi wajah Jessica saat tidur, memang sangat cantik, aku tak menyangka mempunyai yeoja secantik dia. Aku.. aku.. harus tahan, ingat dia memang changiya ku, dia memang yeojachinguku, tapi aku tak boleh melakukan sesuatu yang berlebihan, ini rumah sakit. Tempat umum.
“hooaam”
Jessica bangun.
“oppa? Ah? Jam berapa ini? Mian aku tertidur karena menunggmu.” Ucapnya sambil menata rambutnya
“ah ne, tak apa, mian aku membuatmu tertidur disampingku”
“m-mwo? Di-disampingmu?”
“ne, kenapa?”
“kau-kau––”
“tenanglah, kau tidak ku apa-apakan changiyaaaa.. ayo, kau bilang, kau ingin pulang. Kajja!”
“ne!”

...

Daritadi, yeojaku yang satu itu diam menghadap ke jendela luar, mungkin dia terfikirkan Krystal. Jessica tau tentang Krystal, apakah Krystal tau tentang Jessica? Ah sudahlah. Ini urusan mereka, tapi, urusanku juga.
Aku mengambil ponsel disaku kemejaku, kupencet nomor Sehun dan mengetik sebuah pesan singkat sambil tetap memperhatikan jalan, karena akulah pengemudinya.

“hei, apakah Krystal sudah mengetahui keberadaan Jessica? Kuharap sudah, karena Jessica sudah mengetahui keberadaan Krystal.
Baekhyun”

Send.

“oppa” Jessica menoleh kepadaku dan memanggilku.
“ne?” jawabku
“aku ingin ke restoran sekarang..” pintanya kepadaku sambil menunjukan wajahnya yang sedih, sangat pintar dalam berakting sedih.
“aktingmu tetap membuatku berkata, kau harus istirahat terlebih dahulu..” jawabku sambil sedikit tertawa
“tapi oppa––”
“sudahlah, jaga kondisi tubuhmu untuk bertemu Krystal esok” ucapku sambil tersenyuum kepadanya. “kita sudah sampai” ucapku saat tiba didepan rumahnya.
“gomawo..” ucapnya saat keluar mobil
“ne, saranghae..”
“nado saranghae oppa.” Balasnya sambl berjalan masuk kedalam rumahnya.
Aku segera menancap gas menuju apartemenku yang tidak jauh dari rumah Sica.

[Jessica pov]

Rumah ini. Rumah yang sangat kurindukan saat kuberada dirumah sakit. Rumah yang minimalis dan kudesain senyaman dan serapi mungkin ini sangat indah menurutku. Dapur yang terletak disamping ruang TV, agar aku tak usah jauh-jauh saat kulapar dan ingin mengambil atau membuat makanan sambil menonton TV atau sedang menonton TV. Terdapat 2 kamar yyang sederhana, yang satu kamarku, dan yang satu lagi kosong, tidak ada penghuninya. Rencananya aku dan Baekhyun akan menempati rumah ini jika kami sudah menikah, aku enggan mengikutinya untuk membeli rumah baru yang lebih besar, karna aku sudah cukup lama dan nyaman tinggal disini.

Aku segera berjalan menuju kamarku.
Kamarku masih tertata rapi, Baekhyun yang menatanya saat aku masih berada dirumah sakit.
Kekasihku itu memang sangat perhatian. Terimakasih Baekhyun. Aku sangat amat mencintaimu. Sangat sangat mencintaimu.

[Sehun pov]

“oppa! Bangunlah oppa!!! Aku ingin bicara!! Keluarlah!!!”
Siapa yang mengetuk pintuku pagi-pagi ini? Ahh pasti Krystal.
Aku segera melihat jam beker ku untuk melihat jam berapa ini.
“hah?!”



                                                                                –––––Continue––––––

0 komentar:

Posting Komentar